Saturday, June 15, 2013

SISTEM RUJUKAN PADA NEONATUS


Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak
Materi Kuliah 2, tanggal 19 Februari 2013
“SISTEM RUJUKAN PADA NEONATUS”


ž PENGERTIAN
       Menurut Kepmenkes No. 03l /Birhup/72 menyatakan bahwa sistem rujukan adalah sistem di dalam pelayanan kesehatan di mana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal
       Menurut Depkes RI 2006 menyatakan bahwa sistem rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada
       Suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman neonatus resiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh (mempunyai fasilitas yang lebih dalam hal tenaga medis, laboratorium, perawatan dan pengobatan)
ž TUJUAN
1.   Memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat
2.  Menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefesien mungkin
3.  Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut
4.  Mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi
5.  Meningkatkan upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif secara berdaya guna dan berhasil guna
ž JENIS RUJUKAN
       Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal
a.   Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk
b.   Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah)
       Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan medik dan rujukan kesehatan
a.   Rujukan kesehatan
ü Rujukan kesehatan meliputi pencegahan dan peningkatan kesehatan
ü Rujukan kesehatan dilaksanakan secara bertahap yaitu pada tingkat dasar di masyarakat melalui Puskesmas à Dinas Kesehatan Kabupaten/KotaProvinsi, misalnya :
       Penanganan wabah
       Bantuan sarana, misalnya, obat-obatan dan vaksin
       Bantuan teknologi, misalnya, pemeriksaan limbah rujukan medis
b.   Rujukan medik
Rujukan medis meliputi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pemulihan dan pengobatan
ü Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan dan tindakan
ü Pengiriman bahan (spesimen) pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
ü Mendatangkan atau mengirimkan tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan pelayanan pengobatan setempat
ž PELAKSANAAN
       Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan
       Tingkat perawatan pelayanan kesehatan :
(1) Pelayanan dasar termasuk didalamnya adalah RS kelas D, Puskesmas, Rumah Bersalin
(2)Pelayan spesialistik didalamnya termasuk RS kelas C, RS Kabupaten, RS Swasta, RS Propinsi
(3)Pelayanan subspesialistis ialah RS kelas A, RS kelas B pendidikan/non pendidikan pemerintah atau swasta
ž Sesuai dengan pembagian tingkat perawatan maka unit perawatan bayi baru lahir dapat dibagi menjadi :
1.  Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III
ü Kasus rujukan yang dapat dilakukan adalah bayi kurang bulan, sindroma ganguan pernafasan, kejang, cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera, gangguan pengeluaran mekonium disertai kembung dan muntah, ikterik yang timbulnya terlalu awal atau lebih dari dua minggu dan diare.
ü Pada unit ini perlu penguasaan terhadap pertolongan pertama kegawatan BBL yaitu identifikasi sindroma ganguan nafas, infeksi atau sepsis, cacat bawaan dengan tindakan segera,ikterus,muntah, pendarahan, BBLR dan diare.
2. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II :
ü Perawatan bayi yang baru lahir pada unit ini meliputi pertolongan resusitasi bayi baru lahir dan resusitasi pada kegawatan selama pemasangan endotrakeal, terapi oksigen, pemberian cairan intravena, terapi sinar dan tranfusi tukar, penatalaksanaan hipoglikemi, perawatan BBLR dan bayi lahir dengan tindakan.
ü Pada unit ini diperlukan sarana penunjang berupa laboratorium dan pemeriksaan radiologis serta ketersediaan tenaga medis yang mampu melakukan tindakan bedah segera pada bayi.
3. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat I :
ü Pada unit ini semua aspek yang menyangkut dengan masalah perinatologi dan neonatologi dapat ditangani disini.
ü Unit ini merupakan pusat rujukan sehingga kasus yang ditangani sebagian besar merupakan kasus resiko tinggi baik dalam kehamilan, persalinan maupun bayi baru lahir.


ž MEKANISME RUJUKAN
1)  Penemuan masalah pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih
Penemuan neonatus,bayi dan balita yang tidak dapat ditangani oleh kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Penentuan tingkat kegawatdaruratan pada tingkat bidan desa, puskesmas
Penentuan tingkat kegawatdaruratan kasus sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab tenaga kesehatan pada tingkatannya serta penentuan kasus yang dapat ditangani sendiri dan kasus yang harus dirujuk.
3) Pemberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Pemberian informasi mengenai kondisi atau masalah bayi yang akan dirujuk kepada orangtua atau kelurga bayi, sehingga orangtua atau keluarga memahami kondisi bayi
4) Pengiriman informasi pada tempat rujukan yang dituju
a.   Memberitahukan kepada petugas di tempat rujukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
b.   Meminta petunjuk pelayanan yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
c.   Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim
5) Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
·      B (Bidan)
Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
·      A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
·      K (keluarga)
Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
·      S (Surat)
Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
·      O (Obat)
Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk
·      K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
·      U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar rujukan
·      DA (Darah)
Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah apabila terjadi perdarahan
6) Pengiriman Penderita (Ketersediaan sarana kendaraan)
Untuk mempercepat pengiriman penderita sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
7) Tindak lanjut penderita
  Penderita yang telah dikembalikan melaporkan pada instansi rujukan terkait jika memerlukan tindak lanjut
  Lakukan kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan tindakan lanjut tidak melapor
ž BAGAN SISTEM RUJUKAN
Text Box: BIDAN/DUKUN TRAIN/UNTRAIN
↓
PUSKESMAS
↓
RS KELAS D
↓
RS KELAS C
↓
RS KELAS B
↓
RS KELAS A

ž MASALAH RUJUKAN PADA NEONATUS DAN BAYI
Faktor Bayi :
1.    Prematur / BBLR (BB< 1750–2000gr)
2.   Umur kehamilan 32-36 minggu
3.   Bayi dari ibu DM
4.   Bayi dengan riwayat apneu
5.   Bayi dengan kejang berulang
6.   Sepsis
7.   Asfiksia Berat
8.   Bayi dengan ganguan pendarahan
9.   Bayi dengan gangguan nafas (respiratory distress)

0 comments:

Post a Comment